Objek Kajian dan Analisis Semiotik ( KAJIAN SEMIOTIKA TERHADAP KARYA MANIPULASI FOTO AGAN HARAHAP)
Pada pembahasan kali yaitu membahasa kajian seni rupa fotografi pada karya manipulasi foto milik Agan Harahap
Pendahuluan
:
Fotografi atau Photography ialah
kata yang berasal dari istilah Yunani yaitu yang daiambil dari kata Photos
Graphos yang dimana “Photos” yaitu artinya “Cahaya” sedangkan “Graphos”
artinya “Gambar”, jika digabungkan kata
tersebut megartikan “gambar dengan cahaya” istilah ini muncul berawal dari Sir
John Herscel ia merupakan seorang penemu film negative pada tahun 1839. Tetapi arti
kata tersebut termasuk dalam prinsip kerja fotografi yang masuk kedalam
kategori mendasar. Dalam buku yang berjudul “The Art and Their
Interrelations” Thomas Munro mengatakan bahwa “fotografi dapat dimasukan
sebagai seni cabang seni rupa (visual art), seni yang hanya bisa dirasakan
melalui indera penglihatan manusia.” (Thomas
Munro 1950: 548). Dalam pembahasan ini yaitu
membahas “Kajian Semiotika Terhadap Karya Manipulasi Foto Agan Harahap” yaitu
karya yang dibuat oleh Yohanes Paganda Harahap atau yang biasa dikenal dengan
sebutan Agan Harahap ia meruoakan seniman yang lahir di Jakarta, 28 Januari
1980. Ia mengawali kariernya di dunia ilustrasi saat ia menjalankan Pendidikan di
Sekolah Tinggi Desain Indonesia Bandung. Agan sendiri memiliki
ketertarikan pada fotografi ketika ia menyelesaikan pendidikannya pada tahun
2005 yang dimana saat itu ia bekerja menjadi fotografer majalah Trax Magazine
yaitu majalah yang berisikan tentang gaya hidup yang berkonsentrasi pada
bidang musik. Dalam fotonya terdapat gaya manipulasi dan terdapat unsur tema
yang satir serta kritik sosial sehinggasering sekali melibatkan tokoh-tokoh terkenal
yang ada di dunia seperti Presiden RI yaitu Joko Widodo yang berswafoto dengan
Justin Bieber, foto Rihann yang ketahuan terciduk oleh polisi,, sampe ada juga foto
Ketika Habib Rieziq sedang berjabatan tangan dengan Ahok. Namun foto-foto
tersebut menjadi hal unik yang dimana hasil foto manipulasi Agan yang di share
melalui akun media sosial menjadi santapan bagi masyarakat internet untuk dijadikan
berita hoax.
Kemudian saat itu Agan memiliki karya yang dipamerkan
dalam pameran “Beyond Boundaries: When Collector Curates a Show” (Jakarta,
2013). Yang dimana terdapat delapan karya Agan yang berjudul “Projwct
Mercury”. Dalam karya tersebut menampilkan beberapa objek pada foto tersebut
sperti puncak dan juga lembah Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat. Sehingga karya
Agan menjadi salah satu karya yang bisa dibilang berhasil mengubah cara pandang
orang terhadap karya fotografi.
Bentuk Formal : Fotografi (visual)
Penanda : Dimana ditampilkan
dua orang laki-laki yang sedang berjabat tangan dengan tersenyum lebar. Laki-laki
tersebut mengenakan baju batik sedangkan yang disebelahnya menggunakan baju koko
putih yang disertakan sorban dikepalanya. Pada latar belakang foto yakni berlatar
belakang etalase.
Petanda : Pada foto
tersebut terdapat orang yang sedang berjabatan tangan dengan senyuman lebar
yang menghadap kamera. Dalam foto manipulasi tersebut terdapat keinginan seniman
yang menyatakan bahwa foto tersebut berupa sindiran terhadap keadaan dan seseorang.
Yaitu konflik diantara dua laki-laki yang berada di foto, yang dimana keduanya
merupakan mejadi konflik pada panggung pilkada DKI Jakarta.
Foto: Agan Harahap
Sumber: Instagram/AganHarahap
Pada penelitian ini menggunaka penelitian kualitatif,
dikarenakan hasil penelitian ini bersinggungan pada interpretasi pada data yang
didapat saat dilapangan. Denga menggunankannya metode kualitatif ini bertujuan agar
penjelasan data yang ada sesuai dari kumpulan data yang mendalam. Pada kajian
ini juga menggunakan analisis semiotika dari Roland Barthes yang bertujuan
untuk mendapatkan makna yang ada didalam karya fotografi. Pada analisis ini
Roland Barthes mengembangkan dua system penandaan yaitu denotasi dan konotasi. Yang
dimana depotasi memilik arti sebagai wujud yang tidak disertai makna dan
perasaan, sedangkan konotasi merupakan pengenaan makna pada pesan fotografi.
Roland Barthes juga menyebutkan enam prosedur yang mempengaruhi
gambar sebagai analogon atau representasi sempurna dari sebuah realitas (ST.
Sunardi, 2004: 135) dengan adanya prosedur inilah seorang fotografer dapat
menentukan unsur-unsur tanda. Seperti, trick effect, pose,
objek, photogenia, aesthecism, syntax. Pada karya
foto Agan Harahap diatas terdapat enam prosedur yang di terapkan oleh Roland
Barthes. Yaitu:
Pertama, Trick Effect. Pada foto ini murni manipulasi digital yang dilakukan dengan cukup
detail dan memperhatikan kebersihan objek yang dipotong. Sepintas, foto di atas
terlihat biasa dan biasa saja, tetapi setelah diamati lebih dekat, ada ketidak
teraturan dalam kerapatan pixel antara subjek pria bersorban dan pria yang
mengenakan kemeja batik.
Kedua, Pose. Pada foto tersebut terdapat orang yang sedang berjabatan tangan
dengan senyuman lebar yang menghadap kamera. Dalam foto manipulasi tersebut
terdapat keinginan seniman yang menyatakan bahwa foto tersebut berupa sindiran
terhadap keadaan dan seseorang. Yaitu konflik diantara dua laki-laki yang berada
di foto, yang dimana keduanya merupakan mejadi konflik pada panggung pilkada
DKI Jakarta.
Ketiga, Objek. Pada foto ini sudut pandang yang digunakan yaitu eye level shot yakni sejajar dengan wajah, foto ini diambil
pada pada waktu malam hari dengan flash pada pencahayaan normal, hal tersebut dapat dilihat dari pantulan flash pada wajah orang tersebut dan kacamata serta latar
belakang pada kaca.
Keempat, Photogenia. Seperti pada gambar foto ini diambil sesuai dengan
komposisi yang padat, dengan menggunakan lensa medium, objek yang terletak di
tengah (center of death), dalam komposisi ini tidak ada yang rumit, karena
kefokus foto ini adalah obyek serta genggaman tangan pada tangan kedua
laki-laki tersebut.
Kelima, Aesthecism. Pada foto ini, Agan Harahap selaku pencipta karya
fotografi ingin memberikan pemahaman terhadap peniknat foto tersebut tertawa
hingga mengkritisi konflik yang ada antara calon gubernur Ahok, presiden ormas
Habib Rizieq dan pendukungnya pun yang saling menyerang di media sosial dan di depan para masyarakat akibat kesalahpahaman dalam penafsiran ayat-ayat
Al-Qur'an, kata Ahok saat kampanye pemilihan gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta (PILGUB) tahun
2017.
Keenam, Syntax. Agan Harahap sengaja dalam foto ini membuat parodi antar pemimpin yang ideal
dimana isu agama yang diperbuat gubernur DKI Jakarta menjadi bahan utama dalam
pemilihan gubernur di Jakarta yang dimana mengakibatkan konflik antara
pendukung pemimpin yang seagama atau pemimpin yang pekerjaan pembangunannya
telah Ahok, sebagai seorang pemimpin dinilai baik untuk pengembangan karyanya yang
sudah diakui oleh beberapa pihak, namun sedangkan Habib Rizieq adalah pemimpin
sebuah organisasi masyarakat muslim.
Kesimpulan
Saat yang terjadi kini pada fotografi di Indonesia
menjadi sebuah pertanyaan yang mungkin berdalih menjadi seperti “bagaimana cara
membuat foto?”, “apa yang dimaksud foto itu?”, “apa maknanya foto tersebut?”. Namun
sebuah karya fotografi akan menjadi suatu objek atau pembahasan yang menarik
jika wawasan dan pengetahuan semakin berkembang dikalangan masyarakat yang ada
terutama bagi warga internet yang terkadang hanya melihat suatu foto dari sudut
pandangnya, tanpa mengetahui makna dan prosesnya. Dalam pembahasan ini
bertujuan untuk sebagai wawasan serta kemajuan baik secara wujud serta
pemaknaannya foto yang tercipta menarik untuk dibicarakan.
Komentar
Posting Komentar