Review Penelitian tentang Kajian Seni Rupa dan Desain


1.      Judul: Analisis Tanda Dalam Karya Seni Grafis Reza Sastra Wijaya (2021) oleh Mukhlis Patriansah dan  Reza Sastra Wijaya. Dalam artikel yang dimuat oleh Jurnal Rupa.

 

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain:

Dalam penelitian jurnal ini menjelaskan karya seni grafis yang menggunakan analisis iterpretasi dari tanda yang berada didalam karya seni grafis Reza Sastra Wijaya yang berjudul “Cara Curang”. Tema pokok karya ini adalah tentang “suap” yang masih banyak ditemukan di Negeri ini. Konsep visual karya ini menggunakan permainan catur yang merupakan permainan adu taktik dan strategi, namun dalam penyajiannya ada diskursus baru (new discourse) yang dihadirkan oleh seorang Reza di dalam karyanya.

 

Pendekatan:

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Semiotika dalam teori yang diusung oleh Charles Sanders Peirce. Yang dimana secara teoritis terdapat tiga unsur yang dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce, yang dimana disebut dengan istilah triadic atau triangle. Pada penelitian ini juga berfokus pada system tanda yang digunakan oleh Reza Sastra Wijaya dalam  karya seni grafisnya, yang dimana system tersebut diaplikasikan sesuai kapasitas dan juga latar belakang budaya yang berebeda.

 

Analisis:

Pada penelitian ini menggunakan tiga analisis. Pertama, analisis tanda secara individual, misalnya jenis tanda, mekanisme atau struktur tanda, dan makna tanda secara individual. Kedua, analisis tanda sebagai sebuah kelompok atau kombinasi, yaitu kumpulan tanda-tanda yang membentuk apa yang disebut sebagai teks. Selanjutnya Piliang yang merujuk pendapat Twhwaites menjelaskan bahwa teks dalam pengertiannya yang paling sederhana adalah kombinasi tanda-tanda.

 

Teori:

Penelitian ini menggunakanan teori semiotika dari  Charles Sanders Peirce yang menngunakan tiga elemen utama yang digunakan sebagai bentuk tanda yang digunakan oleh Reza Sastra, yaitu representamen (sesuatu yang mempresentasikan sesuatu yang lain), objek (sesuatu yang dipresentasikan) dan interpretan (interpretasi seseorang tentang tanda) (3). Batasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanda berdasarkan objek yang terdiri dari icon (kemiripan), indeks (sebab akibat), dan simbol (konvensi). Teori ini biasanya digunakan untuk mempermudah penulis dalam menganalisis.

            Pada penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif. Pada prinsipnya penelitian kualitatif bersifat tafsiran berdasarkan identifikasi data yang telah dikumpulkan melalui proses observasi dan wawancara. Proses observasi dan wawancara yang dilakukan, guna mengetahui gambaran umum mengenai konsep penciptaan karya seni, sehingga interpretasi terhadap sistem tanda yang dilakukan memiliki validitas yang akurat dan bersifat objektif. Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yakni pertama, tahapan deskripsi lebih bersifat menguraikan, kedua proses analisis merupakan korelasi antara data dan fakta yang ditemukan, dan ketiga tahapan interpretasi merupakan proses penafsiran.

 

Kesimpulan:

 Karya seni bukan hanya sekedar masalah yang hanya menyusun elemen rupa yang berdasarkan prinsip penyusunan, tetapi persoalan lain yang jauh lebih penting ialah bagaimana indikasi berupa pesan simbolik yang ingin disampaikan seniman melalui karyanya. Struktur indikasi yang terdapat pada karya seni grafis ini mencoba melahirkan diskursus baru dengan mengaitkan satu objek menggunakan objek lainnya. Dengan segala kemampuannya biasanya seniman memberi tanda baru di dalam karyanya dengan cara mengaitkan suatu objek dengan objek lainnya berdasarkan suatu aturan yang berlaku secara umum. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pesan yang ingin disampaikan oleh seniman melalui karya seni grafis yang berjudul “cara curang” dengan subjek mater yakni kasus “suap” merupakan representasi dari suatu realitas yang diamati, melalui stimulus maka lahirlah suatu karya seni. Pesan simbolik yang ingin disampaikan dalam karya ini adalah bahwa dengan uang “suap atau sogok” segala sesuatu bisa diraih dan dicapai tanpa mengikuti aturan-aturan yang berlaku secara konvensi. Salah satu kasus adalah keadilan, dengan uang “suap” keadilan di negeri ini bisa diperjual belikan.

 

Menurut pendapat saya hal yang bisa diteliti dari jurnal tersebut ialah:

Menurut saya hal yang dapat diteliti dari jurnal tersebut ialah dalam menciptakan suatu karya bukanlah hanya sekedar menata atau menyusun elemen tetapi bagaimana kita bisa memberikan makna dan juga pesan yang terdapat pada karya yang dibuat. Dan karya tersebut bukan sekedar simbolik biasa tetapi yang dimana diciptakan dari sesuatu kejadian yang nyata (ada) atau pengalaman yang pernah dirasakan. Sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam karya bisa terlahir dan juga dapat dimengerti.

 

2.      Judul : Tema Kemanusiaan dalam Lukisan Affandi (2020) oleh Ryani Palje Disi Silaban. Dalam artikel yang dimuat oleh Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

 

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain:

Dalam lukisan Affandi, ia menggunakan objek humanisme (kemanusiaan). Yang dimana Humanisme merupakan aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik dan menganggap manusia sebagai objek pembelajaran terpenting. Humanisme berasal dari kata humanitas yang berarti pendidikan manusia. Affandi pernah mendefinisikan humanisme dengan makna “semua yang benar dan baik untuk setiap makhluk hidup. Ketika saya membuat sebuah lukisan, dan tiba-tiba saya mendengar anak kecil yang menangis karena boneka yang telah jatuh ke air, saya harus berhenti melukis dan membantu anak tersebut terlebih dahulu”.

            Dibalik lukisannya Affandi mengungkapkan berbagai masalah yang ada dibalik objeknya. Dalam berbagai pernyataannya ia sering memberi perluasan makna dari sikap empati penderitaan manusia atau rakyat bawah itu, yaitu sebagai sikap humanisme.

 

Pendekatan:

Untuk membaca obyek visual karya seni Affandi, peneliti akan menggunakan pendekatan semiotik triadik (tiga elemen dasar) dari Charles Sander Peirce, yaitu representasi [tanda = T; sesuatu], obyek [O; sesuatu dalam kognisi manusia], dan interpretasi [I; proses penafsiran]. Menurut Peirce, kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari tanda, dan tanda senantiasa memiliki muatan makna.

 

Analisis:

Dalam lukisan Affandi yang dianalisis melalui kajian semiotika yang bertema kemanusiaan. Yang dalam analisisnya berfokuskan pada bentuk klasifikasi bedasarkan objek, yakni tanda ikon, indeks dan simbol. Dari analisis yang telah dilakukan terdapat delapan karya Affandi tersebut mengandung tema kemanusiaan atau humanisme. Yang dimana lukisannya memilikisejarahnya masing-masing dan dari segi visual memiliki hubungan atau relasi antar tanda. Seperti ikon, indeks, dan simbol. Dan juga pada warna, bentuk, properti, saling berkaitan dan memiliki makna yang terkandung di dalam setiap karyanya.

 

Teori:

Metode yang dilakukan dalam bahasan penelitian menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini dilakukan karena metode penelitian kualitatif memiliki sifat yang eksploratif, membutuhkan pemahaman mendetail dan lengkap terhadap suatu isu atau permasalahan, serta gaya penulisan yang cenderung fleksibel.

Adapun penelitian ini menggunakan teori dari Charles Sanders Peirce. Yang dimana teori Charles Sanders Peirce disebut sebagai teori organis yang sesuai berdasarkan observasi, teori, buku, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Pada peniletian ini juga memiliki lima pendekatan utama, yakni riset naratif, fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan studi kasus. Kelima jenis pendekatan ini memiliki kesamaan dalam proses riset yang dilakukan, yakni terdapat proses identifikasi permasalahan, penyusunan pertanyaan, pengumpulan data, analisis data, dan penulisan laporan penelitian; namun semua pendekatan memiliki ciri khas masing-masing, sesuai dengan fokus dan tujuan utama penelitian.

 

Kesimpulan:

          Berdasarkan uraian analisis serta pembahasan mengenai kajian semiotika karyalukisan Affandi yang bertema kemanusiaan, dapat diambil kesimpulan bahwa kajian semiotika bisa dipakai sebagai pisau analisis untuk mempelajari makna mengenai humanisme yang tampak secara visual juga yang tidak pada lukisan. Karya- karya Affandi mengalami proses yg dimulai berasal lukisannya yang realis sampai ekspresionis. Meskipun tidak selaras sirkulasi, namun dalam beberapa karyanya ditemui adanya kecenderungan dalam proses pengambilan gagasan terkait nilai humanisme.

 

Menurut pendapat saya hal yang bisa diteliti dari jurnal tersebut ialah:

          Dari Analisis karya Affandi yang dipandang dari kajian semiotika yang sudah dilakukan, pada lukisan Affandi selalu memberikan adanya hubungan atau rekanan antar tanda. Ikon, indeks, serta simbol baik di warna, bentuk, properti, juga situasi selalu berkaitan serta sedikit poly dapat menyebutkan makna yang terkandung pada pada setiap karya. Sehingga dalam penelitian tersebut menggunakan kajian berdasarkan delapan lukisan bertema humanisme, yang dimana informasi dan gagasan mengenai konsep kemanusiaan yg disampaikan oleh pelukis bisa lebih praktis ditangkap pembaca. Dan dalam karya Affandi memiliki makna tersendiri dalam setiap lukisannya. Kajian ini juga dapat menjadi bahan referensi maupun bacaan untuk diri saya yang dapat dikembangkan baik dalam tinjauan Semiotika maupun lukisan seniman.

 

3.      Judul: Kajian Semiotik Lukisan Kawan-Kawan Revolusi Karya S. Sudjojono

 

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain:

            Pada Lukisan S. Sudjojono yakni bertemakan kawan-kawan revolusi yang dimana objek pada lukisan tersebut menggambarkan tokoh-tokoh yang ada pada saat perjuangan bangsa Indonesia. Pada lukisan tersebut juga terdapat karakter yang dimaksud, di antaranya seorang seniman berkacamata dengan topi khas, seorang panglima maupun jendral, pemikir dan juga seorang anak-anak, anak muda hingga orangtua.

 

Pendekatan:

            Penelitian ini  dilakukan pada pendekatan Semiotik dari Ferdinand De Saussure, pada pendekatan ini dimana yang menggambarkan objeknya tokoh-tokoh pahlawan yang berjuang pada saat perjuangan Indonesia. yang dimana mengartikan Realitas bukanlah kebenaran mutlak, keberadaan kebenaran mesti disangsikan, diragukan, dipertanyakan, sejauh mana kebenaran dapat disebut benar dan terutama dapat diterima oleh akal sehat.

 

Analisis:

            Analisis yangdigunakan pada lukisan S. Sudjojono digambarkan seperti Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”. Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan interpretant untuk signified dan object untuk signifier, bedanya Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan (signified).

Begitulah, menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.” (Sobur, 2004). Menurut Saussure, tanda mempunyai dua entitas, yaitu signifier (signifiant/ wahana tanda/ penanda/ yang mengutarakan/ simbol) dan signified (signifie/ makna/ petanda/ yang diutarakan/ thought of reference). Tanda menurut Saussure adalah kombinasi dari sebuah konsep dan sebuah sound-image yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara signifier dan signified adalah arbitrary (mana suka). Tidak ada hubungan logis yang pasti diantara keduanya, yang mana membuat teks atau tanda menjadi menarik dan juga problematik pada saat yang bersamaan (Berger, 2010).

 

Teori:

            Pada kajian ini dalam lukisan S. Sudjojono yang bertemakan  Kawan-Kawan Revolusi terdapat teori semiotik yang dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure (1857-1913). Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian yaitu penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedangkan pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan/atau nilainlai yang terkandung didalam karya arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi. Semiotika signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut. Menurut Saussure, tanda terdiri dari: Bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsepkonsep dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signified.

 

Kesimpulan:

            Dalam karyanya yang bertema ‘Kawankawan Revolusi’ jelas sekali terdapat kritikan, kecaman, kekecewaan mendalam dari S. Sudjojono tersendiri atas segala keganjilan hal-hal yang terjadi pada hidup. Makna yang terlahir pada kanvas secara spontan yang tiada hentinya. Serta bayangan kehidupan-kehidupan yang datang pada masalalu maupun masa yang akan datang. Lahir dan besar di tengah-tengah masyarakat yang setiap waktu selalu merasa cemas; seperti apa hidup yang mesti dijalani esok hari, pertanyaan-pertanyaan itu kian muncul. Sehingga membuat Sudjojono sangat peka dalam pelukisan-pelukisan apa-apa yang tersirat dalam realitas, sehingga hasil dari setiap goresan pada kanvas dapat pula menjadi saksi kejamnya peradaban antar manusia di tanah bangsa (Indonesia) ini. Inilah fokus utama kenapa ‘Kawankawan Revolusi’ hadir. Jiwa nasionalis yang begitu tinggi pun tergambar dalam ‘Kawan-kawan Revolusi’.

 

Menurut pendapat saya hal yang bisa diteliti dari jurnal tersebut ialah:

            Dari jurnal tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa dalam sebuah karya memang terkadang memiliki makna dan arti yang begitu menakjubkan dalam setiap objeknya. Dalam sebuah karya juga sangat dibutuhkan perasaan dan dan pengalaman apa yang dirasakan. Namun perasaan itu terkadang muncul dari pengalaman apa yang kita lihat kemudian kita rasakan dan kita luapkan menjadi sebuah karya.

 

Sumber :

Patriansah, M., Wijaya, R.S. (2021). Analisis Tanda Dalam Karya Seni Grafis

Reza Sastra Wijaya. Jurnal Rupa, 6(1).

 

Silaban, Ryani P.D. (2020). TEMA KEMANUSIAAN DALAM LUKISAN AFFANDI KAJIAN SEMIOTIKA. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

 

Ghifari, M., Susandro., dan Taruan, H.N. (2020). Kajian Semiotik Lukisan Kawan-Kawan Revolusi Karya S. Sudjojono. Jurnal Seni Rupa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Objek Kajian dan Analisis Semiotik ( KAJIAN SEMIOTIKA TERHADAP KARYA MANIPULASI FOTO AGAN HARAHAP)

Kajian Literature Dalam Menggunakan Lima Jurnal